Monday, September 25, 2023

Dalam

Seberapa sering kau bersedih?

Seberapa sering kau menangis?

Legakah setelahnya?

Atau semakin pedih?


Kau kadang bertanya padaku

Apa makna hidupmu?

Mana ku tahu, jawabku


Kegelisahanmu sering menyeruak

di antara sesak nafas yang memburu

di antara lintas jalan, tapak kaki, dering telpon 

hingga saat diam tapi tak diam


Makna? tanyamu

Mana ku tahu, jawabku sekali lagi

Makna hidupmu seharusnya kau tanyakan pada dirimu sendiri

Aku sudah tak mengerti makna hidupku, katamu lesu


Sungguh sayu matamu

Ada gelap dalam matamu, dan ku juga tak mengerti

Tarikan nafas yang sangat dalam, hingga ku ikut merasakan betapa berat nafas yang kau tarik


Kau tarik nafas dalam lagi

Seakan sulit mengambil oksigen dari udara

Seakan kau tak ingin kehilangan oksigen yang kau hirup


Ku ikut tegang saat kau tak juga melepas nafasmu

Kau hembuskan perlahan

Benar-benar perlahan

Dan senyum tipis pun terbit

dan ku tak tahu mengapa


Monday, July 05, 2021

Apa kabar?

Hai apa kabar?

 

Kabar tidak baik?

Sedang berduka?

Sedih?

Lelah?

Tak berdaya?

 

Tak apa akui itu semua

 

Jujur tak membuatmu lemah

Itu buktikan kamu manusia biasa

 

Tak apa menangis

 

Apapun yang kau hadapi

 

Bersedihlah secukupnya

Kecewa

Marah

secukupnya

 

Lalu...

Rehatlah secukupnya

Kumpulkan tenaga

 

Temukan yang paling penting untukmu

Bangkit kembali

Kerjakan semampumu

Satu langkah dalam satu waktu

 

Jaga semangatmu, karena dunia belum berakhir...

 

Maaf.... jika jarang menyapa...

Tak tahu apa yang harus dikata

 

Doa ku semua dalam lindungan Yang Maha Kuasa

Karena hanya Kuasa-Nya yang buat kita masih bisa bernafas hingga saat ini

 

Mari bersyukur kita masih diberi hidup,

Masih diberi kesempatan untuk berbuat baik

Semampu kita

 

Ya, semampu kita

 

bantu kawan, saudara kita, tenaga kesehatan, yang berjuang pertaruhkan nyawa

 

Semampu kita...

Meski, hanya dengan menggunakan masker saat bertemu siapapun

Juga, ingatkan orang lain melakukan yang sama

 

Lantunkan doa dan harapan kita pada-Nya

Agar badai penyakit segera mereda

Agar dunia kembali sehat

Agar kelak... semua berakhir baik

 

Bogor, 5 Juli 2021

Thursday, December 31, 2020

Lelah, Luka, Kecewa dan Sedih



Tak ada yang tak lelah saat terus berjalan bahkan berlari, tapi tak tahu ujung perjalanan ini. Saat lelah, beristirahatlah sejenak. Bernafas dengan tarikan nafas yang dalam. Syukuri setiap udara segar yang kau hirup. Lepaskan bebanmu sejenak. Siapkan tenagamu untuk nanti kembali berjalan atau berlari, itu pilihanmu.

Balutlah lukamu. Jangan kau biarkan lukamu terbuka. Sembuhkan. Meskipun bekas luka itu mungkin tak bisa hilang. Ikhlaskan lukamu, biarkan sembuh.

Saat harapanmu tak tercapai, wajar jika dirimu kecewa. Tak apa. Kamu manusia yang punya hati, perasaan, pikiran, harapan. Saatnya menata kembali rencana dan harapanmu. Jangan gantungkan harapanmu pada orang lain ataupun keadaan sekitar.

Buatlah rencana yang bertahap dan terukur untukmu, yang bisa kamu capai, dengan kemampuanmu! Syukuri setiap tahap pencapaian, sekecil apapun. Evaluasi setiap tahap yang selesai, dan lakukan perbaikan. Jika perlu mengubah rencanamu, lakukan dengan penuh perhitungan dan perkiraan situasi dan kondisi, serta kemampuanmu.

Jika kau tak sedih, saat kau kehilangan, mungkin ada yang salah dengan dirimu. Jadi, jika kau sedih karena kehilangan berbagai hal  di tahun 2020 ini, itu wajar, itu normal, itu terjadi karena kamu adalah manusia biasa.

Tak apa jika kamu sedih. Luapkan kesedihanmu, pada saat dan tempat yang tepat. Pada saat kau berdoa, bersujud, bertemu Pemilikmu. Dia-lah sebaik-baik perencana dan sebaik-baik pelindung. Mungkin saat ini kita tak tahu apa rencana-Nya untuk masing-masing kita. Jadi, ceritakan kesedihanmu pada-Nya. Bersandarlah pada-Nya. Serahkan beban yang tak bisa kau pikul pada-Nya. Mintalah kekuatan pada-Nya, agar kamu mampu melewati semua tantangan di depan langkahmu.

Saat kau perlu manusia untuk mendengarmu, tempat bersandar, pundak untuk menangis atau sekadar pelukan untuk menenangkan sedihmu. Temuilah orang-orang yang kau percaya dan dapat memegang kepercayaan yang kau berikan. Berceritalah pada orang-orang yang tak akan menghakimimu. Orang yang fokus mendengarkanmu, mempelajari masa lalu untuk memperbaiki masa depan. Bukan orang-orang yang menceritakan masa lalu dan hidup di masa yang sudah berlalu.

Waktu tak pernah berjalan mundur. Demikianlah adanya.

Lelahmu, lukamu, kecewamu dan sedihmu, bukan alasan untuk berhenti bergerak maju. Kau boleh berhenti, untuk mengumpulkan kekuatan dan tenagamu. Setelah cukup, kembali bergeraklah.

Tuesday, July 16, 2019

Bahagia atau tidak itu adalah pilihanmu


Kamu tak punya uang saat ini dan masih bisa bahagia karena bahan makanan yang tersedia di rumah. Bersyukurlah masih bisa makan hari ini.

Kamu banyak uang saat ini dan merasa tidak bahagia, karena liburan yang berakhir membuatmu tak bisa menghabiskan uangmu dengan cara yang kau inginkan. Dan, kamu pun masih bisa bahagia, dengan membelanjakan uangmu untuk keperluan sekolah anakmu atau untukmu sendiri.

Bahagia atau tidak adalah pilihan kita sendiri.
Memilih membenci seseorang atau memaafkan adalah pilihan kita juga.
Apakah dengan membenci akan membahagiakanmu atau mengikis sisi positifmu?

Waktu terus berjalan meski kamu hidup dalam kesedihan ataupun kebahagiaan.
Jika bisa memilih bahagia, dengan mensyukuri apa yang kita miliki dan juga yang tidak/belum kita miliki, mengapa harus menyesali hidup yang membuat muram hari dan hatimu.

Senyumlah..
Karena senyum itu seperti virus yang menular
Senyumlah dengan fisikmu,
Maka hatimu yang sedih akan terhibur
Senyumlah dengan fisik dan hatimu
Semoga menambah kebaikanmu untuk orang-orang di sekitarmu

Salam Bahagia
Selvie
Bogor, 16 Juli 2019

Friday, April 05, 2019

Tak apa

Pernahkah kau merasa sedih hingga menetes bulir bening dari sudut matamu?
Kadang bulir bening itu jatuh karena kecewa
Atau bahkan saat marah tak terasa matamu pun memanas

Di lain waktu kau bisa tertawa terbahak hingga matamu berair
Bahkan tak terasa ada hangat keluar dari mata saat momen mengharukan 

Pernahkah air matamu menetes karena bahagia?
Bahagia yang tak terhingga
Hingga meluap dalam air mata suka cita

Kau bilang itu cengeng?
Atau pecundang?

Kau manusia
Sama sepertiku

Air mata diciptakan pada manusia
Perempuan ataupun lelaki
Semua memilikinya

Bayi
anak-anak
remaja 
hingga 
dewasa

Tak apa meneteskan air mata
Kamu manusia

Sunday, January 27, 2019

Bahagia itu menular

Bahagia adalah...
Melihat tawa lepas anak2 kecil dalam kereta bersama orang tua mereka. #CeritaKRL

Bahagia itu menular.
Seperti juga tawa dan senyum. Semua itu membuat jiwa yg gelap menjadi terang.

Bahagia, tawa dan senyum itu pilihan.

KRL, 27 Januari 2012

Wednesday, January 23, 2019

Meledak

Gelombang energi itu bergerak
Awalnya lambat
Kemudian semakin cepat

Saat seluruhnya terkumpul
Ledakan energi pun memenuhi isi semesta

Ada rasa lega
Ada rasa senang
Ada rasa bahagia

Sebagian energi itu menyebar
Bukan milikku lagi seutuhnya
Dan entah kenapa
Aku tak takut kehilangan
Entah kenapa
Saat ia menyebar, aku bahagia

Sunday, April 29, 2018

Restu-Nya

Hidup tak selamanya indah
Hidup juga tak selamanya buruk

Hidup terkadang datar
Namun terkadang (menurut kita) terbalik

Hidup terkadang perih
Namun terkadang menyenangkan

Hidup terkadang bahagia
Tetapi terkadang terasa sedih

Hidup terkadang manis
Namun kadang terasa pahit

Siapa yang bisa memaknai hidup kita?
Diri kita atau orang lain?
Apakah kita punya makna untuk orang lain?
Atau kita hanya punya makna untuk diri kita sendiri?
Atau bahkan tak punya makna apapun?

***

Hidup itu bukan sekadar fisik
Hidup juga adalah perjalanan batin

Fisikmu bisa lemah
Tapi hatimu bahagia

Bisa juga sebaliknya

Fisikmu sempurna
Tapi hatimu rapuh

Hidupmu pilihanmu
Karena kau jalani hidup dengan tujuan yang kau pilih

Pahit manis rasanya
Getir bahagia dirasa
Pilihan ada pada rasa di hati
Akankah kita menyerahkan rasa pada orang lain?
Ataukah kita menentukan rasa itu sendiri?

Bagiku, rasaku adalah restu-Nya
Tujuanku adalah restu-Nya

Ku cari restu-Nya melalui wakil-Nya di dunia
Wakil-Nya yang kurasakan nyata 
Dan diperintah-Nya aku untuk berbakti pada wakil-Nya
Melalui wakil-Nya lah aku hadir di dunia
Dan ku cari restu-Nya dengan berbakti dengan nyata

Aku ada karena restu-Nya
Aku ada karena ijin-Nya
Aku ada karena ridho-Nya
Maka bahagiaku adalah mendapat restu-Nya

Bagaimana denganmu?

Bogor, 29 April 2018

Friday, December 29, 2017

Hidup itu ...

Hidup itu bagai roller coaster..
Ya, sebuah jalur kereta yang bisa cepat, lambat, naik, turun
bahkan kadang berputar balik

Hidup itu bagai roda
Selalu berputar

Hidup itu bagai naik sepeda
Untuk bisa tetap melaju
Kita harus mengayuh dan menyeimbangkannya


Monday, November 06, 2017

Terseret

Sungai itu cukup dalam dan lebar
Ia selalu penuh air
Ikannya pun banyak
Ada manusia yang datang dan pergi
Ada pula yang menetap
Begitupun dengan hewan-hewan
Airnya yang segar membuat mereka enggan beranjak

Tiba saat...
Dalam senja yang seharusnya indah
Bumi berguncang sangat keras
Bebatuan di tebing sungai runtuh sebagian
Air sungai pun bergejolak
Yang semula tenang menjadi bergelombang
Sebagian menyapu pinggir sungai
Membawa apapun yang bernyawa dan tidak menuju muaranya
 
Aku tak pernah tahu muaranya
Yang ku tahu
Guncangan itu menyurutkan air sungai
Banyak ikan yang mati
Pohon, rumput dan perdu mengering
Di malam ku melepas lelah
Berharap esok pagi air sungai sudah kembali penuh

***
Mentari mengintip di balik awan kelabu
Harapan belum nyata
Air di sungai itu benar-benar sedikit
Ikan-ikan menggelepar di sudut sungai yang tak lagi terjamah dinginnya air
Semua bertanya
Apa yang terjadi?
Benarkah alam murka pada kita semua?
Benarkah kita terlalu serakah menguasai sungai dan mereka tidak terima?
Semua hanya menebak dan tak memberi  kepastian

***

Seorang bijak tinggal di sebuah bukit dekat sungai itu
Ia melihat kekacauan itu
Ia melihat hulu mengering
Ia melihat tak ada lagi pepohonan di hulu sungai
Ia melihat tanah terbelah
Ia melihat air tak mencapai muaranya
Ia melihat manusia saling menyalahkan
Ia melihat keserakahan yang menghancurkan

Bogor-Jakarta
6 November 2017