Monday, November 06, 2017

Terseret

Sungai itu cukup dalam dan lebar
Ia selalu penuh air
Ikannya pun banyak
Ada manusia yang datang dan pergi
Ada pula yang menetap
Begitupun dengan hewan-hewan
Airnya yang segar membuat mereka enggan beranjak

Tiba saat...
Dalam senja yang seharusnya indah
Bumi berguncang sangat keras
Bebatuan di tebing sungai runtuh sebagian
Air sungai pun bergejolak
Yang semula tenang menjadi bergelombang
Sebagian menyapu pinggir sungai
Membawa apapun yang bernyawa dan tidak menuju muaranya
 
Aku tak pernah tahu muaranya
Yang ku tahu
Guncangan itu menyurutkan air sungai
Banyak ikan yang mati
Pohon, rumput dan perdu mengering
Di malam ku melepas lelah
Berharap esok pagi air sungai sudah kembali penuh

***
Mentari mengintip di balik awan kelabu
Harapan belum nyata
Air di sungai itu benar-benar sedikit
Ikan-ikan menggelepar di sudut sungai yang tak lagi terjamah dinginnya air
Semua bertanya
Apa yang terjadi?
Benarkah alam murka pada kita semua?
Benarkah kita terlalu serakah menguasai sungai dan mereka tidak terima?
Semua hanya menebak dan tak memberi  kepastian

***

Seorang bijak tinggal di sebuah bukit dekat sungai itu
Ia melihat kekacauan itu
Ia melihat hulu mengering
Ia melihat tak ada lagi pepohonan di hulu sungai
Ia melihat tanah terbelah
Ia melihat air tak mencapai muaranya
Ia melihat manusia saling menyalahkan
Ia melihat keserakahan yang menghancurkan

Bogor-Jakarta
6 November 2017